Selasa, 26 Maret 2013

PENGERTIAN KONSEP SOSIOLOGI & HAKEKATNYA



Sosiologi Sebagai Ilmu


Secara etimologis, sosiologi berasal dari bahasa latin “socious” (teman) dan “logos” (ilmu). Sehingga sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara teman dengan teman, yaitu hubungan antara seorang dengan seorang, seorang dengan golongan. Sosiologi termasuk dalam kelompok-kelompok ilmu-ilmu sosial (social science). Secara universal, sosiologi juga disebut sebagai ilmu kemasyarakatan. Karena lebih memusatkan perhatiannya pada hubungan antara manusia itu sendiri. Bahkan sosiologi termasuk ilmu yang masih muda usianya karena baru muncul sekitar abad 19, yang di populerkan oleh filosof Perancis
AUGUSTE COMTE (1798-1857). Berkat jasanya, Auguste Comte disebut sebagai “Bapak Sosiologi” karena ia yang pertama kali memakai istilah ilmu filsafat dan berdiri sejak pertengahan abad 19 dalam bukunya “Course De Philosophie Positive”. Auguste Comte mengemukakan pandangannya mengenai hukum kemajuan manusia (Hukum Tiga Jenjang). Dimana sejarah manusia akan melewati tiga jenjang / tahap yaitu :
Jenjang Teologi yaitu tahap dimana manusia mencoba menjelaskan gejala disekitarnya dengan mengacu kepada hal-hal yang bersifat ke Tuhanan.
Jenjang metafisika yaitu tahap dimana manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan yang abstrak.
Jenjang Positip yaitu tahap dimana semua penjelasan gejala alam maupun sosial dilakukan dengan mengacu pada diskripsi ilmiah (hukum-hukum ilmiah)



Definisi Sosiologi


Banyak ahli yang telah memberikan definisi sosiologi sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing, misalnya :
William F. Ogburn Dan Meyer F Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardji
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial.
Van Der Zanden
Sosiologi sebagai studi ilmiah tentang interaksi manusia.
Auguste Comte
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.
Pitirim A. Sorokin mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, seperti pengaruh iklim terhadap watak, dsb
Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat
Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial, seperti antara gejala ekonomi dengan agama, dsb.



Ciri – Ciri Sosiologi


Menurut Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Bersifat Empiris, artinya didasarkan pada observasi terhadap kenyataan-kenyataan sosial yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.
Bersifat Teoritis, artinya selalu berusaha menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
Bersifat Komulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk berdasarkan teori yang sudah ada sebelumnya, kemudian diperbaiki diperluas, diperhalus, serta diperdalam.
Bersifat Non-etis, maksudnya yang dipersoalkan dalam sosiologi bukanlah baik-buruknya fakta tertentu, namun menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.



Sifat dan Hakikat Sosiologi


Sosiologi
adalah ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu kerohanian
Sosiologi bukan ilmu pengetahuan kategoris, artinya sosiologi membatasi diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum bukan pengetahuan khusus, artinya sosiologi mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada setiap interaksi dalam masyarakat,
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, artinya yang diperhatikan adalah pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, dll



Sosiologi Sebagai Metode


Secara etimologi metode berasal dari bahasa Yunani “methodos” (cara atau jalan). Dalam perkembangan selanjutnya arti kata ini mengalami perluasan menjadi “cara kerja” yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Istilah lain yang masih ada hubungannya dengan kata metode yaitu “metodik”, artinya kumpulan metode-metode yang merupakan cara-cara untuk mendalami objek. Oleh karena itu, metode sosiologi merupakan cara-cara kerja yang dipergunakan dalam sosiologi untuk mempelajari objeknya, sebagaimana ilmu pengetahuan lainnya.



Ciri –Ciri Pokok Metode
Ada permasalahan yang perlu dikaji.
Ada hipotesis ( kesimpulan yang sifatnya sementara)
Ada usulan mengenai cara penyelesaian permasalahan dan hipotesis yang ada.


Langkah-Langkah Metode Ilmiah Sosiologi
Mengidentifikasi masalah
Merumuskan masalah
Menentukan ruang lingkup penelitian
Mencari teori-teori yang relevan masalah yang dipilih
Merumuskan masalah hipotesis yang relevan dengan masalah yang disajikan
Mengumpulkan data untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan
Memilih metode yang paling tepat dan bermanfaat dalam pengumpulan data sehingga dapat membuktikan relevansi hipotesis terhadap masalah.




Macam - Macam Metode Sosiologi
Ditinjau dari jenisnya, secara umum ada dua metode yang digunakan dalam pengkajian sosiologi, antara lain:

Metode Kualitatif
Merupakan metode yang mengutamakan bahan yang sukar diukur dengan angka-angka walaupun bahan-bahan tersebut terdapat secara nyata dalam masyarakat. Metode Kualitatif meliputi :
Metode Historis
Metode Komparatif
Metode Komparatif-Historis
Metode Studi Kasus
Metode Observasi
Metode Fungsionalisme
Metode Empiris dan Rasionalistis
Metode Partisipan


Metode Kuantitatif
Merupakan metode yang mengutamakan bahan-bahan keterangan dengan angka-angka sehingga fakta-fakta sosial yag diteliti diukur dengan skala, indeks, tabel dan formula statistik yang sedikit banyak menggunakan matematika. Metode Kuantitatif meliputi:
Metode Statistik
Metode Sosiometri
Metode Polling
Survey

Ditinjau dari proses cara berfikir, metode dibedakan menjadi 2, yakni:

A.Metode Induktif
Yakni, metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah umum dengan mempelajari gejala yang khusus.

B.Metode Deduktif
Yakni, metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah khusus dengan mempelajari gejala yang umum.

Konsep-Konsep tentang Realitas Sosial Budaya
Realitas sosial budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya disekitar lingkungan masyarakat tertentu. Seperti:

Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang menempati wilayah tertentu dan membeina kehidupan bersama dalam berbagai aspek kehidupan atas dasar norma sosial tertentu dalam waktu yang cukup lama.

Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antarindividu, antara individu dengan kelompok, dan antarkelompok.
Status dan Peran
Status adalah posisi seseorang dalam masyarakat. Sedangkan peran merupakan pola tindakan atau perilaku dari orang yang memiliki status tertentu.

Nilai
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan benar oleh anggota masyarakat dan merupakan sesuatu yang diidam-idamkan.

Norma
Norma merupakan wujud konkret dari nilai sosial. Norma dibuat untuk melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat yang telah dianggap baik dan benar. Meliputi norma agama, norma adat, norma kesusilaan, dan norma hukum.
Lembaga Sosial (Pranata Sosial)
Lembaga sosial merupakan sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Ada lima lembaga yang terdapat didalam masyarakat yakni lembaga keluarga, lembaga keagamaan, lembaga pemerintahan, lembaga perekonomian, dan lembaga pendidikan.

Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses individu belajar berinteraksi di tengah-tengah masyarakat. Melalui proses sosialisasi, seorang individu akan mengetahui nilai dan norma serta pengetahuan.

Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat tertentu.
Pengendalian sosial
Pengendalian sosial adalah usaha yang dilakukan agar masyarakat berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Dalam pelaksanaannya, pengendalian sosial memerlukan beberapa perangkat, yakni norma, lembaga, dan personel penegak hukum.

Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan komunikasi antarkomponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga mewujudkan suatu perubahan. Komponen yang saling terkait adalah struktur sosial, interaksi sosial, dan struktur alam lingkungan.

Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial budaya adalah perubahan struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidak sesuaian diantara unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial budaya yang dianggap ideal.
Kebudayaan:
Kebudayaan adalah semua hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam bermasyarakat.

Hubungan antara Berbagai Konsep Realitas Sosial Budaya


Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan seperti dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Berbicara tentang masyarakat tentu tak akan lepas dari konsep budaya, karena kebudayaan adalah segala yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial oleh masyarakat. Dalam proses pergaulannya, masyarakat akan menghasilkan budaya yang selanjutnya akan dipakai sebagai sarana penyelenggaraan kehidupan bersama. Oleh sebab itu, konsep masyarakat dan konsep kebudayaan merupakan dua hal yang senantiasa berkaitan dan membentuk suatu sistem.


Masyarakat dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa membutuhkan pertolongan manusia yang lain (zoon politicon). Oleh sebab itu, masyarakat selalu melakukan interaksi sosial, baik antarindividu, individu dengan kelompok, maupun antar kelompok. Jadi, masyarakat dan interaksi sosial tidak dapat dipisahkan.

Status dan Peranan
Status sosial (kedudukan) merupakan posisi seseorang di tengah-tengah masyarakat. Status dan peranan selalu berkaitan. Peranan merupakan periaku yang diharapkan dari orang yang memiliki status tertentu, misalnya status seorang sultan mengharuskan ia berperan sebagai tokoh panutan masyarakat.

 
Nilai, Norma, dan Lembaga Sosial
Untuk meningkatkan keteraturan dalam masyarakat dibutuhkan suatu perangkat pengaturan tertib sosial yang dinamakan pranata sosial. Dalam pranata sosial ini norma-norma dan nilai-nilai akan menjadi sebuah pedoman berperilaku dalam masyarakat. Pranata sosial ini dibuat oleh lembaga sosial yang ada dalam masyarakat. Lembaga sosial dapat mengontrol apakah suatu norma berjalan baik atau tidak. Contohnya, lembaga peradilan dapat memberikan sanksi pada orang yang melanggar norm hukum.


Perilaku Menyimpang dan Pengendalian Sosial
Adanya perilaku menyimpang akan mengancam keseimbangan dalam masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan pengendalian sosial. Dengan pengendalian sosial yang efektif, maka perilaku menyimpang akan mengalam penurunan. Selanjutnya, dengan menurunnya perilaku menyimpang, maka pengendalian sosial menjadi berkurang intensitasnya. Demikian seterusnya sehingga membentuk korelasi sebab akibat antara perilaku menyimpang dan pengendalian sosial dalam suatu masyarakat.

Data tentang Realitas Sosial dan Permasalahan Sosial

Data merupakam fakta mengenai fenomena di lapangan. Berikut ini fenomena sosial masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian dari seluruh kalangan:



Penurunan Kualitas Moral (Demoralisasi)
Brooks dan Gable (1997) mengatakan bahwa demoralisasi berhubungan dengan rendahnya standar moral dan penetapan nilai serta norma dalam masyarakat. Beberapa indikasinya:
Kuantitas dan kualitas kriminalitas sosial semakin meningkat.
Terjadinya kerusahan yang bersifat anarkis
Tindakan korupsi merajalela
Pergaulan bebas dan meningktnya jumlah pemakai dan pengedar narkoba, dll

Beberapa hal yang dapat menyebabkan demoralisasi, antara lain:
Krisis ekonomi yang berkepanjangan
Meningkatnya angka kemiskinan
Meningkatnya jumlah pengangguran
Menurunnya kewibawaan pemerintah yang ditandai kegagalan pemerintah memenuhi tuntutan rakyat
Menurunnya kualitas aparat penegak hukum, dll

Terorisme
Terorisme adalah tindakan yang membuat kerusakan-kerusakan di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan rasa takut serta mengancam keselamatan publik. Tindakan ini muncul salah satunya akibat adanya rasa ketidakadilan dan pemahaman keagamaan yang sempit. Tindakan terorisme dapat dilakukan oleh siapapun tanpa mengenal suku, ras, dan agama.

Merebaknya Kasus Perdagangan anak
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Komnas Anak, Indonesia merupakan pemasok perdagangan anak dan wanita (trafficking) terbesar di Asia Tenggara. Terkadang ada orangtua yang menjual anaknya karena terhimpit beban ekonomi. Adapula yang tertipu merelakan anak mereka untuk bekerja diluar kota, dengan harapan memperoleh masa depan yang lebih baik, padahal mereka dipekerjakan sebagai pekerja seks komersial.



Meningkatnya Angka Kemiskinan
Krisis multidimensional yang terjadi pada tahun 1997 menyebabkan jumlah penduduk miskin di Indonesia semakin bertambah. Krisis ekonomi yang berkepanjangan berpengaruh pada perekonomian negara sehingga pemerintah mengambil kebijaksanaan, seperti menaikkan harga BBM dan pemerintah memberikan kompensasi BBM bagi penduduk miskin, namun pada kenyataannya kompensasi tersebut tidak sampai pada sasaran. Meningkatnya angka kemiskinan memberikan dampak pula terhadap penurunan tingkat kesehatan masyarakat, munculnya demoralisasi, dll


Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah semua perbuatan anak remaja (usia belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang lain, binatang, dan barang-barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain.

1 komentar:

  1. permisi, numpang tanya...
    perbedaan konsep sosial dengan konsep sosiologi apa ya?

    BalasHapus