Selasa, 12 Maret 2013

Artikel SOSPOL



 SOSIOLOGI POLITIK DAN EKONOMI

 




                                                   Disusun Oleh :

                   Wawan Hermawan  1202057


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE )
STIE MIFTAHUL HUDA SUBANG
2013




BAB I

PENDAHULUANA




A.  Latar belakang

    Jika kita mempelajari ilmu-ilmu sosial, maka kita akan mempunyai kesimpulan yang sama tentang obyek dari ilmu-ilmu sosial tersebut, yaitu bahwa semua ilmu sosial pada hakikatnya mempunyai obyek yang sama yakni masyarakat.                
   Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang tinggal dalam suatu wilayah yang membentuk suatu komunitas di dalam kehidupan sosial. Kumpulan individu yang membentuk komunitastersebut mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.Ilmu-ilmu sosial mencoba memahami, menelaah, meneliti, mencari persamaan dan perbedaan antara masyarakat yang satu dengan yang lain. Ilmu sosial mencoba memahami perilaku individu dalam masyarakat dan sebaliknya perilaku masyarakat sebagai kumpulan individu dengan kelompok masyarakat lainnya. Ilmu sosial mencoba memahami, menelitidan menemukan perbedaan serta persamaan interaksi individu dalammasyarakat dan interaksi masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya.Dari uraian di atas, maka akan timbul pertanyaan :
 Dimana letak perbedaan antara ilmu sosial yang satu dengan ilmu sosial lainnya  
?


 
   Perbedaannya adalah terletak pada dimensi atau sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ilmu sosial untuk memahami, menelaah dan mencermati masyarakat itu secara khusus. Ilmu Ekonomi mencoba memahami kehidupan individu dan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan hidup mereka. Usaha-usaha tersebut merupakan usaha manusia dalam memproduksi, mendistribusikan dan mengkonsums ibarang dan jasa yang terbatas dalam masyarakat.Sementara itu Ilmu Politik memahami tentang hak dan wewenang,kekuasaan, proses pembuatan keputusan dalam masyarakat serta konflik yang terjadi sebagai akibat dari distribusi dan alokasi barang dan jasa yang dianggap mempunyai nilai oleh masyarakat menjadi tidak seimbang.Sedangkan sosiologi mencoba memahami tentang struktur sosial,lembaga sosial, lapisan sosial, perubahan sosial, interaksi sosial, mobilitassosial dan modernisasi.
      
Dari uraian tersebut di atas maka timbul pertanyaan baru:

Apakah ketiga disiplin ilmu tersebut, yaitu sosiologi, politik dan ekonomi mempunyai hubungan satu sama lain
 
 ?

Jika ada bagaimana bentuk hubungan itu
 
?

 Apakah hubungan tersebut hanya sekedar kesamaan obyek yang diteliti  
?
 
  Disiplin ilmu sosiologi, politik dan ekonomi mempunyai hubungan satu sama lain. Ketiga disiplin ilmu tersebut saling memberikan dukungan baik pada tingkat teoritis maupun pada tingkatan implementasinya.Hubungan ketiganya dapat dijelaskan sebagai berikut.



Pertama 
, Bahwa ketiga disiplin ilmu tersebut membicarakan dan menelaah obyek yang sama, yaitu manusia baik sebagai individu maupun kelompok masyarakat. Ketiganya membicarakan tentang perilaku individu maupun kelompok dalam masyarakat serta berbagai gejala sosial sebagai akibat dari interaksi, serta status dan peran mereka dalam masyarakat.

Kedua 
, Karena membicarakan tentang obyek yang sama, maka munculnya ketiga disiplin ilmu tersebut sesungguhnya di dasarkan pada sudut pandang atau
point view 
yang berbeda tentang tingkah laku manusia itu berikut gejala-gejala sosial yang ditimbulkannya. Jika kita mecermati secara lebih mendalam lagi sesungguhnya gejala-gejala social yang muncul ke permukaan di dasarkan pada“kepentingan” 
atau alasan yang saling berkaitan satu sama lain. Misalkan seorang pengusaha yang akan pergi ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan umum(peristiwa politik), secara rasional si pengusaha akan memilih partai politik yang mendukung kegiatan bisnisnya (peristiwa ekonomi). Sementara itukegiatan bisnis yang dilakukan oleh seorang pengusaha menentukan status dan peran sosialnya (gejala sosiologis) sebagai pengusaha didalam masyarakat.

Ketiga
  ,Hubungan ketiga disiplin ilmu ini menghasilkan disiplin ilmu baru  hubungan antara sosiologi dan politik menghasilkan cabang ilmu sosiologi politik. Cabang sosiologi politik dengan tokoh utamanya
Maurice Duverger 
membicarakan tentang basis-basis sosial dari kekuasaan dalam masyarakat. Hubungan antara sosiologi dan ekonomi menghasilkan
 cabang ilmu sosiologi ekonomi dan hubungan antara ekonomi politk menghasilkan cabang ilmu ekonomi politik. Untuk lebih jelas lagimengenai hubungan ketiga disiplin ilmu tersebut dapat dilihat padagambar berikut ini.
Gambar-1. Hubungan Sosiologi, Politik dan Ekonomi
Keterangan :
I
: Sosiologi Politik
II
: Sosiologi Ekonomi
III
: Ekonomi PolitikDari kolom tersebut di atas maka semakin jelas hubungan antara disiplin ilmu sosiologi, politik dan ekonomi. Dalam kaitannya dengan matakuliah ini maka bidang/area yang akan menjadi pembahasan kita adalah:

 
1.yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berfikir dan merasakan yang mengendalikan individu tersebut.Dari berbagai pendapat para ahli tersebut di atas terlihat bahwa pada umumnya mereka sepakat bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai interaksi manusia di dalam kehidupan sosialnya. Sehubungan dengan itu ada suatu ungkapan yang berbunyi sebagai berikut :
Jika anda tertarik untuk mempelajari lingkungan sosial dan melakukan penemuan-penemuan baru serta mencapai pengertian-pengertian baru mengenai lingkungan sosial tersebut, maka dalam sosiologi tersedia tempat bagi anda.
 Dari uraian tersebut di atas maka dapat dikatakan pula bahwa sosiologi berfokus pada interaksi manusia 

 –
khususnya pada pengaruh timbal balik diantara dua orang atau lebih dalam hal perasaan, sikap, dantindakan. Dengan kata lain bahwa sosiologi tidak begitu difokuskan pada apa yang terjadi di dalam manusia (area psikologi), melainkan pada apayang berlangsung
di antara manusia 
. Oleh sebab itu fokus pengkajiansosiologi adalah pada orang selaku makhluk sosial.Jika sosiologi dikatakan sebagai ilmu pengetahuan yangmempelajari
interaksi manusia 
dalam konteks kehidupan sosialnya, makainteraksi ini sesungguhnya tidak terbatas, ruang lingkupnya sedemikian tersebar dan padat sehingga kita sukar mengertinya. Untuk lebih memahami pola interaksi manusia di dalam kehidupan sosial, maka ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hal tersebut yaitu :
teori 
 

2. a.struktur-fungsi,
    b. teori konflik,
    c. teori pertukaran sosial dan
    d. teori interaksionisme simbolik.

Teori Struktur Fungsi
beranggapan bahwa ada persamaan yangcukup signifikan antara organisme biologi dengan kehidupan sosial. Teori
ini mengasumsikan bahwa “
masyarakat itu laksana suatu organisme 
. Inti perspektif ini adalah faham mengenai suatu sistem.Tubuh manusia diibaratkan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sejumlah organ yang saling berhubungan (jantung, paru-paru, ginjal, otak,dans sebagainya). Setiap organ menjalankan fungsinya masing-masing untuk kelangsungan hidup organisme tersebut.Institusi-institusi dipandang oleh para ahli sosiologi sebagai analog dengan organ. Struktur-struktur sosial ini memenuhi kebutuhan utama yang perlu untuk kelanjutan hidup dan pemeliharaan masyarakat.Institusi-institusi sosial diklasifikasikan menurut fungsi utama yang dijalankannya : institusi perekonomian difokuskan pada produksi dan distribusi barang dan jasa. Sementara institusi politik berfungsi memberikan perlindungan kepada warga negara terhadap warga lain dan terhadap musuh asing serta memberikan perlindungan terhadap hak-hak politik seluruh warga negara.

Teori Konflik 
berasumsi bahwa dalam kehidupan sosial terdapat beberapa hal yang ditetapkan sebagai
“barang” (goods)
yang langka dan dapat dibagi-bagikan, sehingga semakin banyak suatu fihak memperoleh barang tersebut, maka semakin sedikit barang itu tersedia bagi orang lain. Kekayaan, kekuasaan, status, dan kekuasaan atas suatu wilayah merupakan contoh : Mengenai hal ini.Manusia secara khas berusaha untuk lebih banyak memperoleh apa yang mereka tetapkan sebagai sesuatu yang berharga atau dikehendaki. Pada saat satu kelompok manusia menganggap diri mereka mempunyai hak khusus dan sah atas hal-hal tertentu yang menyenangkan walaupun kelompok itu memperoleh hak tersebut dengan cara merugikan pihak lain, maka pada saat itulah akan terjadi konflik.
Konflik 
Berarti pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan,status dan lain-lain yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lain, baik sebagai individu maupun kelompok, dengan tujuan untuk menyisihkan salah satu pihak.Para ahli sosiologi masa kini melihat bahwa konflik bukan saja bisa terjadi antar individu atau antar kelompok, tetapi juga mereka melihat konflik yang terjadi antar banyak kelompok, seperti ras lawan ras, agama lawan agama, konsumen lawan produsen, penghuni pusat kota lawan penghuni daerah luar kota dan lain sebagainya. Para ahli sosiologi tersebut memperhatikan bahwa suatu tema yang selalu kembali di dalam hidup manusia adalah pertanyaan :
“Keinginan siapakah yang akan berlaku : keinginanmu ataukah keinginanku ?” 

Teori Pertukaran Sosial.
Sebagian besar rasa kepuasan kita bersumber pada tindakan manusia lain. Kepuasan di dalam cinta,rangsangan intelektual, persahabatan, kebutuhan ekonomi, keamanan antara masalah-masalah politik dan masyarakat, antara struktur sosial danstruktur politik, dan antara tingkah laku sosial dengan tingkah laku politik.

Teori Interaksionalisme simbolik
(symbolic interactionism)
 
Adalah pendekatan teoritis dalam memahami hubungan antara manusia dan masyarakat. Ide dasar teori interaksionisme simbolik adalah bahwa tindakan dan interaksi manusia hanya dapat dipahami melalui pertukaran symbol atau komunikasi yang sarat makna.

Teori interaksionisme simbolik mulai berkembang pada pertengahan abad ke-20. interaksionisme simbolik berakar dari dua kata yang bermakna berbeda, yaitu interaksi dan simbol. Simbolik mengandung pengertian pada makna yang terdapat pada situasi sosial tertentu di mana pelaku berada di dalamnya, sedangkan interaksionis mengandung arti makna tersebut dibentuk oleh interaksi di antara pelaku.
Gagasan mengenai teori tersebut muncul dari George Herbert Mead (1863-1931) seorang filsuf Universitas Chicago dan tokoh psikologi sosial. Setelah Mead meninggal, Herbert Blumer, yang juga merupakan salah satu sosiolog di Universitas Chicago, mengambil alih seluruh karyanya serta membenahi teori sosialnya dan menamai gagasan Mead tersebut: interaksionisme simbolik. Blumer sendiri juga terpengaruh oleh pemikiran Herbert Mead tentang interaksionisme simbolik. Karya Blumer yang terkenal dalam perspektif teori ini adalah kumpulan esainya yang berjudul Symbolic Interactionism: Perspective and Method.


Tiga prinsip utama interaksionisme simbolik menurut Blumer adalah:


1. Manusia bertindak melalui hal-hal pada makna yang ada di dalamnya.
2. Makna-makna tersebut muncul dari interaksi sosial.
3. Tindakan sosial merupakan hasil dari tindakan-tindakan individu.

Teori interaksionisme simbolik
 beranggapan bahwa masyarakat (manusia) adalah produk sosial. Teori ini mempunyai metodologi yang khusus, karena interaksionisme simbolik melihat makna sebagai bagian fundamental dalam interaksi masyarakat. Dalam penelitian mengenai interaksi dalam masyarakat tersebut, teori interaksionisme simbolik cenderung menggunakan metode kualitatif dibanding metode kuantitatif



B. Skema Konseptual

  Telah dijelaskan pada uraian di atas bahwa bidang kajian sosiologipolitik merupakan mata rantai antara politik dan masyarakat, antara sturktur-struktur sosial dengan struktur-struktur politik, dan antara tingkahlaku sosial dan tingkah laku politik. Dengan demikian kita melihat bahwa sosiologi politik merupakan
 jembatan teoritis 
dan
metodologis 
antarasosiologi dengan ilmu politik, atau sering pula disebut sebagai
“hybrid inter- disipliner”.
 Dalam pembahasan sosiologi politik, skema konsepsi kita dilandaskan pada 4 (empat) konsepsi dasar, yaitu :
   1.Sosialisasi Politik,
   2.Partisipasi Politik,
   3. Perekrutan Politik,
   4. Komunikasi Politik.
    Semuakonsepsi itu sifatnya interdependen, satu sama lain saling mempunyai ketergantungan dan saling berkaitan.

Sosialisasi Politik :
  adalah proses dimana seorang individu bisa mengenali sistem politik, yang kemudian menentukan sifat persepsinya mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik.Sosialisasi politik mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural,lingkungan politik, dan lingkungan sosial dari individu yang bersangkutan; juga mempelajari sikap-sikap politik serta penilaian-penilaiannya terhadap politik
 Oleh sebab itu sosialisasi politik merupakan mata rantai paling penting diantara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik.

Partisipasi Politik
 Adalah keterlibatan individu sampai pada bermacam-macam tingkatan di dalam sistem politik. Aktivitas politik itu bisa bergerak dari ketidak terlibatan sampai dengan aktivitas jabatannya.Oleh sebab itu partisipasi politik berbeda antara masyarakat yang satudengan yang lainnya. Perlu pula ditekankan bahwa partisipasi politik bisa menumbuhkan motivasi untuk meningkatkan partisipasinya, termasuk didalamnya tingkatan paling atas dari partisipasi
 –
dalam bentuk pengadaanberbagai macam jabatan
 –
dan tercakup di dalamnya proses perekrutanpolitik.

Perekrutan Politik: 
   Adalah proses dimana individu-individumendaftarkan diri untuk menduduki suatu jabatan. Perekrutan ini merupakan suatu proses dua arah dan sifatnya bisa formal maupun tidak formal. Merupakan proses dua arah karena individu-individunya mungkin mampu mendapatkan kesempatan, atau mungkin didekati oleh orang lain dan kemudian bisa menjabat posisi tertentu. Dengan cara yang sama,perekrutan bisa disebut formal jika para individu direkrut dengan terbuka melalui cara institusional berupa seleksi ataupun pemilihan. Disebutinformal jika para individunya direkrut secara
prive (sendirian) tanpa melalui atau sedikit sekali melalui cara institusional.



Komunikasi Politik: 
  Adalah proses dimana informasi politik yang relevan diteruskan dari satu bagian sistem politik kepada bagian lainnya.,dan diantara sistem-sistem sosial dengan sistem-sistem politik. Kejadian tersebut merupakan proses yang kontinyu, melibatkan pula pertukaran informasi diantara individu-individu dengan kelompok-kelompoknya pada semua tingkatan masyarakat. Disamping itu tidak hanya mencakup pandangan-pandangan serta harapan-harapan para anggota masyarakat,tetapi juga merupakan sarana dimana pandangan-pandangan, usul-usul dan anjuran-anjuran pejabat yang berkuasa diteruskan kepada anggota masyarakat dan selanjutnya juga melibatkan reaksi anggota masyarakat terhadap pandangan-pandangan, janji-janji dan saran-saran dari parapenguasa.
  Maka dengan demikian komunikasi politik memainkan peranan yang sangat penting di dalam sistem politik; komunikasi politik juga menentukan komponen dinamis dan menjadi bagian menentukandari sosialisasi politik, partisipasi politik dan perekrutan politik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar